"Ia
mulai muntah-muntah di toilet, dan mulanya kami pikir virus di perut
karena kata dokter memang sedang terjadi saat ini," tutur ayahnya, Todd
Burpo.
Tapi
kondisi Colton semakin buruk dalam beberapa hari kemudian. Dokternya
kemudian menemukan ternyata usus buntu anak itu sudah pecah, dan
infeksinya telah menyebar ke seluruh tubuh.
"Kami tahu kondisinya buruk sekali," ujar Todd Burpo. Colton akhirnya dipisahkan dari pasien lainnya, dan akan segera dioperasi.
"Sangat
berat sekali melihat anakmu sepertinya tidak bernyawa," demikian
perasaan yang diungkapkan Sonya, ibu Colton. "Padahal ia anak yang
sangat bersemangat."
Suami
istri Burpo itu duduk di lorong rumah sakit sambil memeluk anak mereka
yang terkulai tidak berdaya. Mereka hanya bisa saling berpandangan
melihat anak laki-laki yang sangat mereka cintai tersebut.
"Kami
pergi ke ruang persiapan operasi. Saya ingat, mereka menarik dia di
lorong rumah sakit dan ia berteriak,
"Ayah, jangan biarkan mereka membawa saya." Saya akhirnya kembali ke ruang persiapan operasi untuk mengambil beberapa barang. Saya akhirnya sendirian dan menangis. Saya marah kepada Tuhan, saya frustrasi dan saya menyerah."
"Tuhan,
setelah apa yang kami lakukan untuk-Mu, sekarang kamu ambil anakku?
Beginikah cara-Mu memperlakukan hamba-hamba-Mu?" demikian jerit ayah
Colton.
Sebaliknya,
Ibu Colton menghubungi beberapa orang untuk doa berantai bagi kondisi
anaknya yang memburuk. Operasi tersebut berjalan sekitar satu setengah
jam dan kedua orangtua Colton menantikan dengan cemas di depan ruang
operasi.
"Apakah ada ayah Colton disini?" demikian tanya seorang suster yang keluar dari ruang operasi.
"Ya, saya disini. Ada apa?"
"Colton sedang dalam pemulihan dan ia menjerit memanggil Anda."
Todd Burpo akhirnya masuk dan menemani anaknya. Colton yang tergeletak tak berdaya memandang pada sang ayah.
"Pa, tahu ngga saya hampir saja mati?" demikian ungkap Colton.
"Pikiran
pertama saya, mungkin dia mendengar suster bicara. Mereka mungkin pikir
Colton pingsan karena obat bius, padahal tidak. Tapi setelah empat
bulan setelah operasi, akhirnya kami mendengar cerita sebenarnya dari
anak kami."
"Jadi, saya waktu itu melihat sorga," demikian tutur Colton. "Yesus dan malaikat-malaikat-Nya datang dan membawa saya ke sorga."
"Colton, seperti apa rupa Yesus waktu itu?" tanya Todd.
"Saya
tahu bahwa orang pertama yang saya lihat adalah Yesus. Ia mengenakan
jubah putih dengan selempang ungu. Dan ia turun dengan indah dan
anggun."
"Yah, Yesus punya tanda-tanda.." demikian ujar Colton berulang-ulang.
"Colton, di manakah tanda-tanda yang ada pada Yesus?"
Colton
menjatuhkan mainannya dan berdiri, dia menunjuk ke telapak tangannya
dengan jarinya, "Di sini, Ayah.." Dia lalu membungkuk dan menyentuhkan
ujung jarinya pada kakinya.
Dia lalu menatap ayahnya, "Di situlah tanda-tanda pada Yesus, Yah.."
Suatu
hari saat Colton sedang bepergian dengan sang ayah, dia bertanya,
"Ayah, engkau pernah punya kakek namanya Pop, bener ngga?"
"Ya.." demikian jawab Todd.
"Dia sangat baik.."
Todd terkejut, "Benarkah?"
"Iya,
dulu ayah kecil suka main bersamanya dan memperbaiki sesuatu, bekerja
bersama dia di peternakan dan berburu binatang bersamanya."
"Bagaimana kamu bisa tahu hal itu?"
"Ya, saya diberitahu olehnya.."
Jadi
sewaktu Colton dibawa ke sorga oleh Tuhan Yesus itu, dia di datangi
seseorang bernama Pop. Dia bertanya, "Apakah kamu anaknya Todd?"
"Ya.." jawab Colton.
"Saya adalah kakek dari ayahmu."
Jadi,
di sorga itulah Colton bertemu dengan kakek buyutnya. Namun itu
belumlah keseluruhan ceritanya. Suatu hari, saat ibunya sedang sibuk
mengurus tagihan-tagihan rumah tangga, Colton datang dan berceloteh
bahwa ia memiliki dua adik perempuan. Padahal ia hanya punya seorang
saudara perempuan bernama Casie.
"Akhirnya saya taruh tagihan-tagihan itu dan bertanya, "Apa maksudnya kamu punya dua adik perempuan?""
"Saya punya dua adik perempuan. Ibu pernah punya seorang bayi, mati di perut ibu."
"Bagaimana kamu tahu bahwa kamu punya dua adik perempuan?"
"Dia yang beritahu saya," demikian ungkap Colton sambil menggambarkan rupa adik perempuannya itu.
"Pertama kali dia melihat saya, dia datang dan memeluk saya," ujar Colton.
Ternyata
benar apa yang Colton katakan. Ibunya pernah keguguran, dan ia tidak
pernah menyangka bahwa Colton telah bertemu adiknya itu.
"Ia menunggu kalian untuk datang ke sorga," demikian ungkap Colton pada ibunya.
Ayah
dan ibunya begitu terkesima mendengar celoteh bocah tiga tahun yang
menceritakan tentang sorga itu dengan begitu detil. Todd penasaran, jika
sorga begitu indah lalu mengapa Colton mau kembali ke bumi ini.
"Saya
tahu saya akan meninggalkan sorga karena Yesus datang pada saya dan
berkata, "Colton, kamu harus kembali pulang." Walaupun saya tidak mau
kembali, Ia katakan Ia menjawab doa ayah saya," demikian tutur Colton.
"Saya
ingat doa itu," demikian kenang Todd, "Itu doa yang tidak penuh hormat,
kurang ajar, doa dengan berteriak kepada Tuhan. Dan ternyata Tuhan tetap mengasihi dan mau mendengar dan menjawab doa
yang seperti itu.."
Saat
ini Colton adalah seorang anak laki-laki yang sehat berumur 13 tahun.
Ia terus membagikan dengan berani pengalamannya berada di sorga. Heaven is For Real,
buku yang ditulis sang ayah, Todd berdasarkan pengalaman spiritual
anaknya itu, telah diterbitkan dan bahkan sudah siap ditayangkan dalam
bentuk film bioskop pada April 2014 mendatang.
"Saya belajar bahwa Sorga itu nyata. Dan saya pikir Anda pasti akan menyukainya," demikian ungkap Colton polos.
sumber : jawaban.com
0 komentar:
Posting Komentar